WN Belanda Tenggelam Imbas Kapal Terbalik di Maluku Belum Ditemukan



Ambon, CNN Indonesia —

Seorang wisatawan warga negara Belanda, David Matheos Amahirseja (49), dilaporkan tenggelam ketika sebuah kapal terbalik di perairan Tanjung Batu Burung, Saparua, Maluku, pada Sabtu (4/11).

Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arif Anwar, mengatakan tim SAR Gabungan belum menemukan Amahirseja saat melakukan pencarian di hari pertama.

“Hari pertama pencarian, tim SAR belum menemukan kemunculan korban di permukaan air,” kata Arif Anwar melalui keterangan tertulis, Minggu (5/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menumpang kapal milik Polairud Polda Maluku, tim SAR Gabungan mencari korban dengan menyisir perairan Haria hingga Pulau Malona. Namun, korban belum bisa ditemukan sejak pencarian dimulai pada pagi hingga sore hari.

Operasi pencarian pun diputuskan untuk dihentikan sementara karena kondisi laut yang semakin gelap. Pencarian itu akan dilanjutkan pada hari ini, Senin (6/11).

Sebelumnya, sebuah perahu yang mengangkut tujuh penumpang wisatawan terbalik di perairan Tanjung Batu Burung. Dari tujuh penumpang itu, hanya David Matheos Amahirseja yang dilaporkan menghilang, sementara enam orang lainnya selamat.

Ia merupakan salah satu dari tiga wisatawan yang berasal dari Saparua, bersama Nurul Hidayah Wattiheluw, Lukas Souisa, dan David Matheos Amahorseja.

Sementara, empat orang lainnya merupakan mahasiswa dan aktivis keturunan Belanda, yaitu Orbions Daan, De Koning Gaia Annelee, Van Ser Lely Thom Luuk Stepha, dan Lafeber Cornelis.

Awalnya, mereka sempat berwisata di Pulau Malona pada Sabtu (4/11). Usai berwisata, mereka memutuskan untuk kembali ke Haria. Namun, di tengah perjalanan, perahu diterjang gelombang sekitar pukul 15.15 WIT.

Nurul, sebagai salah satu korban selamat, mengatakan seluruh penumpang masih sempat bertahan di dalam perahu selama beberapa menit. Mereka sambil meminta pertolongan melalui sambungan telepon, namun terkendala jaringan.

Ketika perahu mulai perlahan-lahan terbalik sekitar pukul 16:30 WIT, mereka memutuskan melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

“Kami sempat meminta bantuan pertolongan melalui sambungan telepon namun terkendala jaringan, kira-kira dua kilometer dari Pulau Malona,” ujarnya, Sabtu (5/11).

Saat berenang, kata Nurul, mereka masih sempat bersama-sama. Akibat gelombang tinggi dan arus yang terlalu deras membuat satu orang korban terpisah.

Enam orang lainnya berhasil selamat setelah berenang sekitar satu jam menuu daratan pantai. Mereka kemudian meminta pertolongan warga sekitar.

Terpisah, pengemudi perahu bernama Lukas Souisa (60) mengaku sempat membawa penumpang wisata yang bertolak dari pelabuhan Haria menuju Pulau Malona sekitar pukul 10.00 WIT.

Lukas sempat menyelamatkan perahu. Namun, ombak semakin besar sehingga perahu tenggelam.

“Saat itu semua penumpang sudah berenang, saya masih mencoba menyelamatkan perahu namun tidak berhasil, saya pun melompat dan berenang ke daratan pantai,” jelasnya.

(pra)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *