Pria Rebut Mic Greta Thunberg saat Pidato Dukung Palestina



Jakarta, CNN Indonesia —

Aktivis lingkungan Greta Thunberg diganggu ketika sedang menyampaikan pidato di gerakan aksi krisis iklim di Amsterdam, Belanda, pada Minggu (12/11).

Pidatonya dipotong oleh seorang pria karena menyampaikan dukungan kepada Palestina di tengah agresi Israel.

“Kami tidak mendengarkan. Orang-orang yang berkuasa tidak mendengarkan,” kata Greta Thunberg dalam potongan pidatonya di atas panggung, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (13/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba-tiba seorang pria paruh baya mengenakan jaket hijau naik ke atas panggung dan merebut mikrofon yang dipegang oleh Thunberg.

Pria itu memprotes bahwa ia tidak datang ke aksi tersebut untuk mendengarkan pidato yang berbau politis.

“Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan [soal] pandangan politik,” kata pria itu memakai mikrofon yang dipegang Thunberg.

[Gambas:Video CNN]

Aksi protes pria itu mendapatkan sorakan negatif dari massa. Ia kemudian digeret turun dari panggung oleh beberapa orang.

Pria itu menghampiri Greta Thunberg di atas panggung setelah aktivis lingkungan itu mengundang perempuan Palestina dan Afganistan ke atas panggung untuk memberikan pidato.

“Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan,” ucap Thunberg.

“Jika tidak, keadilan iklim tidak akan terwujud tanpa solidaritas internasional,” lanutnya.

Gerakan aksi krisis iklim digelar di Amsterdam diikuti oleh sekitar 70 ribu orang. Greta Thunberg termasuk salah satu yang menghadiri aksi tersebut.

Jumlah peserta aksi demonstrasi itu memecahkan rekor sebelumnya karena aksi hari Minggu itu diikuti oleh sejumlah organisasi seperti Extinction Rebellion, Fridays for Future, Oxfam, hingga Greenpeace.

Di sisi lain, agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, memasuki hari ke-37. Jumlah korban tewas melampaui 11.100 orang dari sisi Palestina hingga Minggu (12/11).

Dari total tersebut, lebih dari 8.000 di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

“Kami ingat bahwa pasukan pendudukan (Israel) melakukan lebih dari 1.130 pembantaian dan jumlah korban mencapai lebih dari 11.100 orang tewas, termasuk lebih dari 8.000 anak dan perempuan, dan jumlah korban luka lebih dari 28 ribu orang,” tulis kantor media pemerintah Gaza, seperti dikutip Anadolu Agency.

Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel mengintensifkan serangan darat dan udara di rumah sakit-rumah sakit Gaza utara, terutama Al Shifa.

Sejak Sabtu, pasukan Negeri Zionis mengepung kompleks medis itu dari segala penjuru. Kendaraan militer Israel ditempatkan di dekat gerbang utama Al Shifa, yang secara langsung menargetkannya di tengah baku tembak serta serangan drone tiada henti.

Tiga badan PBB yang terdiri dari UNFPA, UNICEF, dan WHO telah mengecam situasi horor yang dialami fasilitas kesehatan di Gaza selama lebih dari sebulan agresi Israel.

(pra)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *