PLN Wujudkan Lingkungan Kerja Dinamis & Inklusif untuk Transisi Energi



Jakarta, CNN Indonesia —

PT PLN (Persero) terus mendorong lingkungan kerja yang dinamis untuk menyongsong transisi energi di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen perusahaan melalui pendekatan keanekaragaman, kesetaraan, dan inklusi (diversity, equity, and inclusion/DEI).

Dalam sesi diskusi the 4th Indonesia Human Capital Summit 2023, Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, mengungkapkan bahwa PLN telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan prinsip DEI terimpementasi.

“Untuk memastikan prinsip DEI terimplementasi, diperlukan komitmen manajemen, dukungan kebijakan, pemetaan program inisiatif pendukung termasuk memastikan akuntabilitas organisasi serta cadence monitoring rutin dan sustainability report. Bahkan kami di PLN sudah melakukan pengembangan secara sistematis untuk perbaikan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan bahwa manajemen PLN di bawah kepemimpinan Direktur Utama, Darmawan Prasodjo, berkomitmen terhadap DEI. Hal ini ditandai dengan dukungan dalam bentuk kebijakan di perusahaan.

Salah satu kebijakannya antara lain, Human Experience Management System, Pengarusutamaan Gender, ketersediaan infrastruktur, rekrutmen pegawai khusus disabilitas serta program afirmasi Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.

Sinthya melanjutkan, pengimplementasian DEI di perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam Environmental, Social and Governance (ESG). Terlebih, saat ini terdapat banyak potensi pendanaan sustainability yang mengacu pada penerapan ESG yang baik.

“DEI adalah poin penting dalam memastikan peningkatkan rating ESG yang sejalan dengan fokus PLN saat ini,” jelas Sinthya.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas pegawai, PLN juga melakukan berbagai program capacity building, terutama secara in-house melalui PLN Corporate University.

Langkah ini dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan ternama nasional dan internasional, serta lembaga internasional/multinasional seperti CAISO, ADB, Word Bank, USAID Sinar, dan lainnya.

“Saat ini PLN Corporate University tengah menyiapkan Gender Academy yang akan dirilis dalam waktu dekat, serta disusul dengan Sustainability Academy yang akan meng-address aspek DEI,” ungkap Sinthya.

Agar implementasi DEI terstruktur dan terorganisir, PLN juga memiliki Breakthrough Transformation Program ESG dengan 9 Inisiatif, di mana terdapat inisiatif Improving Gender Equality, Disability & Social Inclusion Mainstreaming Management dan didukung dengan inisiatif Developing ESG Digitalization Support.

Sedangkan untuk akuntabilitas pada masing-masing inisiatif dan proses inisiatif ESG, dilakukan monitoring secara rutin melalui Cash War Room, Sustainability War Room dan Transformation Office Meeting.

Sinthya menambahkan bahwa PLN juga telah membentuk divisi baru yang memastikan implementasi keseluruhan aspek ESG, yaitu Divisi Transisi Energi dan Keberlanjutan.

Selain itu, manajemen PLN juga membentuk Tim Gugus Tugas Srikandi PLN yang membantu memberikan masukan kepada manajemen mengenai implementasi pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di PLN.

“Selain itu, dilakukan juga pengukuran setiap tahun melalui lembaga rating ESG eksternal sebagai pembanding dan validasi sehingga bisa memberikan input perbaikan bagi Perusahaan,” ungkap Sinthya.

Sementara itu, Sustainability and ESG Consultant USAID Sinar, Noormaya Muchlis, menjelaskan ada beberapa alat ukur yang bisa dijadikan standar dari keberhasilan pelaksanaan DEI. Namun menurutnya, semua itu harus menyesuaikan konteks atau implementasi program yang dilakukan masing-masing perusahaan.

“Kalau ukuran yang baku misalnya, berapa jumlah new hire perempuan di dalam tahun berjalan, kemudian ada berapa perempuan yang di-training di dalam tahun tersebut, atau ada berapa perempuan yang ada di dalam tahun itu,” jelasnya.

Menurutnya, ukuran-ukuran tersebut merupakan informasi yang wajib dilaporkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa efek atau perusahaan yang memiliki kewajiban untuk melaporkan kepada investor.

Selaras dengan hal ini, dalam beberapa tahun terakhir, PLN telah menerapkan Indikator Kinerja Perusahaan berbasis ESG dan telah menyusun Sustainability Report yang mengacu kepada standar global.

Berikutnya kata Maya adalah perlu dilakukan asesmen secara internal di dalam perusahaan. Salah satunya melalui program yang ada di USAID Sinar.

“Saat ini, Saya juga bekerja sama dengan PLN melalui program USAID Sinar yang di antaranya berfokus pada program training, capacity building dan transisi energi. Kalau kita bicara mengenai transisi energi, itu adalah komponen yang sangat penting di mana peran perempuan ada porsi yang sama dengan laki-laki,” tutup Maya.

(rea)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *