NASA Abadikan Penampakan ‘Beruang’ di Mars



Jakarta, CNN Indonesia —

Bagian permukaan Mars memperlihatkan tampilan mirip beruang. Hal itu disebut terkait dengan struktur kawah dan batuan ‘planet merah’.

Gambar itu diambil oleh kamera pada wahana Mars Reconnaissance Orbiter, yang disebut Eksperimen Pencitraan Resolusi Tinggi (HiRISE) pada Desember 2022.

NASA, lembaga antariksa AS, kemudian membagikannya pada Kamis (5/10).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) menangkap potongan ursine pareidolia (penampakan serupa beruang, red) ini pada 12 Desember 2022,” demikian keterangan NASA.

“Meski menyerupai beruang yang mungkin kita lihat di Bumi, sebenarnya ini adalah bukit di Mars dengan bentuk yang aneh.”

Pareidolia merupakan fenomena ilusi optis berupa pengenalan gambar atau pola yang sebenarnya tidak ada.

NASA mengungkap struktur permukaan Mars yang mengalami keruntuhan berbentuk V membentuk hidung ‘beruang’ tersebut. Sementara, dua kawah membentuk mata, dan pola patahan melingkar membentuk kepala.

“Pola rekahan melingkar mungkin disebabkan oleh pengendapan endapan di atas kawah tubrukan yang terkubur.”

Diluncurkan pada 12 Agustus 2015, MRO mempelajari sejarah air di Mars dan mengamati fitur-fitur berskala kecil di permukaan planet tersebut.

Sejauh ini, para peneliti masih belum sisa-sisa organisme dan air yang berbentuk cair di Mars. Terakhir, penjelajah Perseverance NASA menemukan materi organik di wilayah Kawah Jezero pada Juli.

Namun demikian, para peneliti menyebut materi-materi tersebut kemungkinan berasal dari “biotik” atau hasil kehidupan di planet ini. Namun, ada juga kemungkinan pembentukan dari jalur lain, seperti interaksi antara air dan debu atau dijatuhkan ke planet ini oleh debu atau meteor.

Alasan kemunculan ilusi

NASA mengatakan penampakan objek antariksa mirip sesuati yang dikenal merupakan fenomena wajar.

“Ingatkah Anda saat masih kecil memandang ke langit biru dan melihat awan yang tampak seperti anak domba, atau kuda, atau makhluk lain atau benda yang familiar di Bumi?”

Lembaga ini menyebut fenomena visual/pikiran yang sama terjadi pada gambar ruang angkasa yang memiliki bebatuan, debu, dan pola alam lainnya.

“Hal ini terjadi karena otak manusia kita sering kali mencoba melihat bentuk-bentuk yang familiar, sesuatu yang dapat kita kaitkan,” menurut penjelasan NASA.

Hal ini juga terjadi pada awan, batu, benda langit. Misalnya, kasus “manusia di Bulan”, gambar nebula yang oleh sebagian orang dianggap sebagai rontgen tangan.

Selain itu, para ilmuwan menemukan sebuah batu besar di Mars yang mereka beri nama “Pooh Bear”, 1997; pesawat ruang angkasa Viking 1 milik NASA melihat puncak bukit yang menyerupai wajah manusia di wilayah Mars yang disebut Cydonia, 1976.

Masalahnya, penampakan ini kerap dimodifikasi sedemikian rupa hingga melenceng dari gambar aslinya dan diperkuat dengan menghilangkan keterangan aslinya.

“Gambar dan video yang dihasilkan menyenangkan untuk dilihat, namun tidak akurat secara ilmiah. Dalam dunia ideal, perumpamaan seperti itu jelas ditandai sebagai ilustrasi atau dramatisasi,” keluh NASA.

“Sehingga segalanya bisa menjadi suram dan membingungkan.”

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *