Mayoritas RS di Gaza Lumpuh Total Imbas Bombardir Israel



Jakarta, CNN Indonesia —

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan mayoritas rumah sakit di Jalur Gaza kini lumpuh total akibat gempuran Israel yang kian membabi buta sejak 7 Oktober lalu.

Kemenkes Palestina menuturkan sekitar 18 dari total 35 rumah sakit di Jalur Gaza telah berhenti berfungsi.

Selain itu, 71 persen fasilitas layanan kesehatan primer juga lumpuh total karena kerusakan imbas gempuran Israel atau kekurangan bahan bakar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes Palestina juga memaparkan beberapa rumah sakit yang masih beroperasi tidak dapat berfungsi 100 persen.

Beberapa layanan krusial di rumah sakit juga terpaksa ditutup lantaran kelangkaan bahan bakar, obat-obatan, dan peralatan medis hingga secara bertahap menutup bangsalnya.

“Kompleks Rumah Sakit Medis Al Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, menutup enam ruang operasi karena kekurangan pasokan, termasuk bahan bakar,” bunyi pernyataan Kemenkes Palestina pada Kamis (9/11). 

[Gambas:Video CNN]

Pada Selasa pekan ini, seorang perawat asal Amerika Serikat yang tergabung dalam Doctors Without Borders, Emily Callahan, mengatakan kepada CNN bahwa di Khan Younis Gaza, kota tempat dia bekerja, ada sekitar 35.000 pengungsi internal yang berada dalam perawatan timnya.

“Ada anak-anak yang mengalami luka bakar parah di wajah, leher, dan seluruh anggota tubuh mereka,” kata Callahan.

Callahan mengatakan di satu kamp pengungsi terdapat 50.000 orang hanya dengan empat toilet. Penghuni kamp pun hanya diberikan akses air bersih selama empat jam dalam sehari.

“Para orang tua membawa anak-anak mereka kepada kami dan berkata, ‘tolong bisakah kamu membantu, tolong bisakah kamu membantu,’ sedangkan kami tidak punya persediaan,” katanya.

Ahli bedah di Rumah Sakit Al ShifaGaza Ahmed Mokhallalati membeberkan gambaran fasilitas medis di tempat itu.

Dia mengatakan RS Al Shifa mengalami krisis obat bius di tengah pasien yang membludak dan serangan Israel tanpa henti ke Gaza.

Mokhallalati menceritakan dirinya harus mengganti balutan pada anak-anak yang tak diberi anestesi atau obat bius.

Terlepas dari jumlah korban tewas yang sangat banyak, militer Israel terus melancarkan gempurannya ke kota-kota di Gaza, termasuk permukiman warga, kamp pengungsian, hingga rumah sakit.

Sejumlah rumah sakit seperti RS Al Quds hingga RS Indonesia juga menjadi sasaran gempuran Israel. Padahal, kedua rumah sakit ini menjadi dua dari sedikit RS di Gaza yang masih bisa beroperasi merawat korban bombardir Israel.

Per Kamis (9/11), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.790 warga Palestina tewas imbas serangan Israel di Gaza, dengan 4.412 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.918 lainnya perempuan.

Sementara itu, sebanyak 26.475 orang lainnya terluka akibat gempuran Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu. Masih ada 2.550 orang, termasuk 1.350 anak-anak, hilang di Gaza.

Korban tewas akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, selama satu bulan terakhir ini pun telah melebihi jumlah korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung sejak 2022 lalu.

(rds)

[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *