Luhut Sebut AS Bebaskan US$300 Juta Dana Pertamina di Venezuela



Jakarta, CNN Indonesia —

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Amerika Serikat (AS) membebaskan dana milik PT Pertamina sebesar US$300 Juta yang tertahan di Venezuela

Hal ini Luhut sampaikan usai bertemu dengan Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim, John Kerry, yang sedang menjenguknya di Singapura.

“Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara Amerika dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika telah membantu menyelesaikan hal tersebut,” kata Luhut dalam keterangan resminya, Sabtu (11/11).

Luhut mengatakan bantuan ini menandakan hubungan baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika. Upaya ini juga diharapkan membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pada Januari lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ada proses pendekatan investasi Pertamina di Venezuela, namun tertahan karena ada embargo.

“Yang pasti investasi Pertamina yang di Venezuela kita sedang lagi pendekatan, karena kita ada investasi di sana kan belum bisa keluar tuh minyak, karena ada embargo, kita lagi ngomong. Tapi, jangan sampai kita menyalahi peraturan internasional,” terang Erick di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (2/1).

“Investasi Pertamina di Venezuela yang selama ini di bawah ikatan embargo sedang dijajaki bisa dimaksimalkan atau tidak,” tambahnya.

 Diketahui Venezuela adalah salah satu negara yang memiliki cadangan minyak bumi terbesar di dunia dengan potensi mencapai angka yang sangat menjanjikan.

Potensi carbon capture storage

Tak hanya itu, Luhut turut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan carbon capture storage di depleted reservoir dan saline aquifer. Pemanfaatan tersebut ditaksirnya memiliki potensi hingga 400 giga ton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.

Luhut berharap bisa berdiskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry menghubungi Penasihat Senior Gedung Putih untuk bidang energi dan investasi, Amos Hochstein guna membahas kerja sama di bidang critical minerals.

“Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujar dia yang dikenal sebagai ‘tangan kanan’ Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

Telepon PM Singapura

Tak hanya John Kerry, Luhut menerima telepon dari Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Lee Hsien Loong, lanjut dia, membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan antara Singapura dan Indonesia, termasuk rencana pembangunan ekosistem kesehatan di Bali yang serupa dengan Singapura.

Menindaklanjuti hal tersebut, dia mengatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo rencananya akan bertemu dengan Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung.

“Di Bali, kita punya RSUP Sanglah. Tugas kita adalah melatih SDM dan manajemennya. Ini membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 tahun, jadi kita harus segera memulainya. Kerja sama dengan Singapura dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas akan sangat bermanfaat,” kata dia.

(rzr/kid)

[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *