Cara Mengolah Ikan yang Paling Tidak Disarankan Dokter



Jakarta, CNN Indonesia —

Proses memasak mau tidak mau menurunkan kadar gizi pada ikan. Namun dari beberapa metode memasak ikan, mana yang paling tidak disarankan?

Proses pengolahan memang diperlukan agar ikan aman disantap. Tak semua orang juga boleh mengonsumsi ikan dalam kondisi mentah, misalnya saja ibu hamil.

Dokter spesialis gizi klinik di MRCCC Siloam Hospital Inge Permadi menyebut, metode apa pun tak masalah untuk mengolah ikan, asal bukan ‘deep fried’.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sebenarnya boleh-boleh saja bagaimana pun cara pengolahannya. Pengolahan yang dianggap sehat tentu saja bukan deep fried. Itu saja,” ujar Inge saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Ikan sendiri dikenal sebagai salah satu sumber protein terbaik. Selain itu, ikan juga mengandung lemak sehat, vitamin, dan mineral lainnya yang dibutuhkan tubuh.

Metode ‘deep fried’ merupakan metode pengolahan pangan dengan cara digoreng menggunakan minyak dalam jumlah besar dan suhu tinggi.

Menurutnya, semua metode pengolahan ikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, metode deep fried disarankan untuk dihindari sebab minyak untuk menggoreng akan menambah asupan lemak ke tubuh.

Pasalnya, metode ini bisa merusak kadar vitamin dalam ikan. Utamanya, vitamin yang larut dalam air. Sementara mineral dan protein tak akan rusak, asalkan ikan tak digoreng hingga gosong.

“Vitamin dan mineral rusak? Mineral enggak. Vitamin terutama vitamin yang larut air, itu rusak. Protein tidak sampai rusak asal pemasakan tidak sampai gosong,” imbuhnya.

Kemudian, bagaimana dengan kandungan lemak sehat pada ikan?




Ilustrasi. Metode deep fried sangat tak disarankan untuk mengolah ikan. (Istockphoto/Debbie Ann Powell)



Menurut Inge, kandungan lemak akan tetap ada pada ikan saat digoreng. Namun, proses penggorengan bisa merusak asam lemak omega-3 pada ikan.

Asam lemak omega 3 memiliki atom karbon ikatan ganda (double bond) sehingga disebut lemak tak jenuh. Jenis lemak ini baik untuk tubuh.

“Ketika digoreng, ada kemungkinan double bond itu rusak jadi lemak jenuh. Jadi tidak double bond lagi, tetapi rantai jenuh,” katanya.

Soal seberapa banyak omega 3 yang hilang, Inge menjelaskan hal tersebut sangat tergantung ukuran (tebal tipis) ikan, suhu, dan lama pemanasan.

Kendati demikian, Inge tak serta merta melarang penggunaan metode menggoreng untuk mengolah ikan. Tak masalah menggoreng ikan, asalkan minyak yang digunakan tak terlalu banyak.

“Yang penting setelah dimakan, tidak menyebabkan orang kelebihan lemak,” katanya.

(els/asr)

[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *