Bahan Bakar Habis, Sistem Komunikasi di Gaza Mati Total



Jakarta, CNN Indonesia —

Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan sistem komunikasi di Gaza, Palestina, mati total imbas tak ada pasokan bahan bakar.

Lazzarini mengkhawatirkan ketertiban sipil di Gaza setelah sistem komunikasi padam pada hari ini, Kamis (16/11) waktu setempat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Gaza kembali mengalami pemadaman komunikasi total, dan… hal ini terjadi karena tidak adanya bahan bakar,” kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini pada konferensi pers di Jenewa, dikutip AFP.

Perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel mengkonfirmasi pemadaman listrik tersebut. Paltel menyebut sumber energi yang menopang peralatan vital telah habis.

“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk,” demikian disampaikan melalui akun media sosial X.

Lazzarini mengatakan pemadaman komunikasi dapat meningkatkan kepanikan di Gaza. Usai pemadaman sebelumnya, kantor UNRWA diserbu ratusan warga.

“Ini adalah tanda-tanda situasi ketika Anda mengalami pemadaman listrik dan Anda tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun lagi… yang memicu dan semakin memicu kecemasan dan kepanikan,” ujarnya

“Hal ini dapat memprovokasi atau mempercepat tatanan sipil yang tersisa di Jalur Gaza. Dan jika hal ini benar-benar rusak, kita akan mengalami kesulitan untuk beroperasi di lingkungan di mana Anda tidak memiliki ketertiban minimum,” kata Lazzarini menambahkan.

Lazzarini mengatakan staf UNRWA akan semakin terhambat dalam memberikan layanan di Gaza jika pemadaman listrik terus berlanjut dan mereka tidak dapat berkomunikasi satu sama lain.

“Tetapi jika bahan bakarnya tersedia, saya berharap layanan komunikasi dapat dimulai kembali,” katanya.

Lebih lanjut, Lazzarini meyakini ada upaya yang disengaja untuk melumpuhkan operasi lembaganya di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.

“Saya yakin ada upaya yang disengaja untuk menghambat operasi kami dan melumpuhkan operasi UNRWA,” ujarnya.

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) terus menggempur wilayah Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, hingga masjid. Teranyar militer Israel menyerang RS Al Shifa dan RS Al Ahli. Mereka menuding ada markas komando Hamas di RS Al Shifa.

Hamas sudah membantah tegas bahwa pihaknya memiliki markas di RS Al Shifa. Hamas menyebut pernyataan AS merupakan “lampu hijau” bagi Israel untuk membantai warga sipil.

Kelompok milisi Palestina itu bahkan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite internasional guna menginspeksi semua rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Al Shifa, untuk membuktikan klaim Israel.

Jumlah korban tewas akibat serangan tersebut kini telah mencapai 11.500 orang per Rabu (15/11), termasuk ribuan anak-anak. DK PBB telah membuat resolusi yang menyerukan jeda kemanusiaan di Gaza.

(fra)

[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *