Anies Targetkan 250 Ribu Kosakata di KBBI jika Jadi Presiden



Jakarta, CNN Indonesia —

Bakal calon presiden Anies Baswedan menargetkan penambahan kosakata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi 250 ribu kosakata dalam waktu lima tahun ke depan jika menang dalam Pilpres 2024.

Ia menjelaskan kini kosakata Indonesia di KBBI baru berjumlah 150 ribu kosakata. Sehingga, jumlah itu harus ditingkatkan lagi ke depannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Nah saya melihat Bahasa Indonesia harus diperkaya dan itu bisa dipercepat. Jadi 150 ribu, lalu 200 ribu, 250 ribu,” kata Anies di Tugu Kunstkring, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).

“Jadi saya berharap bisa mencapai angka 250 ribu dalam waktu lima tahun ke depan. Sehingga Indonesia lebih kaya,” tuturnya.

Anies lantas menilik ke belakang Indonesia hanya memiliki 91 ribu kosakata dari 1953 sampai 2014. Baginya, jumlah tersebut sangat sedikit ketimbang negara-negara lain seperti Jepang, Inggris hingga Arab Saudi.

[Gambas:Video CNN]

“Jepang itu kosakatanya 250 ribu. Bahasa Jerman 300 ribu kosakatanya, Bahasa Mandarin 500 ribu, Bahasa Inggris 1 juta dengan penambahan kosakata per tahun 7.000, ya adopsi dari mana-mana, Bahasa Arab 12 juta kosakata,” kata dia.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjelaskan salah satu cara menambah kosakata Indonesia melalui penyerapan dari bahasa lokal menjadi bahasa Indonesia. Terlebih, bahasa di tiap daerah di Indonesia memiliki sekitar 700 bahasa lokal.

“Bila bahasa lokal itu terus menerus diperkaya maka kita akan punya spektrum diksi yang lengkap,” kata dia.

Museum Tsunami jadi contoh

Anies menyinggung nama Museum Tsunami yang dibangun di Aceh karena masih meminjam diksi ‘Tsunami,’ serapan dari bahasa Jepang.

Padahal, kata Anies, Indonesia memiliki bahasa lokal yakni ‘smong’ untuk menggantikan diksi tsunami. Smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut yang berasal dari bahasa asli Simeulue.

“Tsunami itu berasal dari bahasa mana? Kata tsunami? Jepang lah. Di Aceh ada Museum Tsunami. Pertanyaannya, ada enggak kata itu dari Bahasa Aceh? Ada, namanya smong,” ungkapnya.

“Bagaimana di Aceh kita buat sebuah museum meminjam bahasa Jepang sebagai museum peristiwa di 2004 yang sebenarnya kita bisa sebut istilahnya Museum Smong Indonesia,” tutur Anies. 

Secara historis, smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat Aceh pada masa lalu terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

Namun, ia mengakui hanya daerah tertentu yang memiliki pengalaman alam seperti itu saja yang memiliki kosakata smong. 

“Hanya daerah yang pernah merasakan smong, yang akan menyebut smong. Daerah lain enggak punya kosakata itu, karena dia tidak punya punya pengalaman atas peristiwa itu, smong, bukan tsunami,” kata dia.

Di sisi lain, Anies menyinggung ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta dan memiliki program menggunakan istilah Indonesia bagi terminologi yang menggunakan bahasa Inggris untuk layanan perkotaan.

Semisal ia mencontohkan MRT diartikan sebagai moda raya terpadu, bukan mass rapid transit. Sementara rangkaian keretanya dinamakan Ratangga.

“Lalu sistem transportasi, Jak Lingko namanya, Lingko itu kosakata dari Manggarai, yang kemudian sistem persawahan, distribusi air yang bentuknya seperti jaring laba-laba,” kata dia.

“Dan proses pergantian itu enggak mudah karena kita sudah terbiasa menggunakan terminologi bahasa asing,” tambahnya.

“Jadi kira-kira kalau nanti kami dapat amanat melakukan perubahan, maka kami memperkaya Bahasa Indonesia. Karena diksinya terus berkembang,” tambahnya.

(rzr/chri)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *