Jakarta, CNN Indonesia —
Sekelompok penduduk Uni Emirat Arab menemukan lebih dari 140 kucing dibuang di gurun pasir di ibu kota Abu Dhabi.
Mengutip CNN, hewan-hewan itu ditinggalkan di seberang jalan raya dari Tempat Penampungan Hewan Abu Dhabi yang dikelola pemerintah di al Falah, sebuah kawasan pemukiman di Abu Dhabi.
Chiku Shergill, seorang warga Abu Dhabi yang mengambil bagian dalam penyelamatan mengatakan kucing dari semua ras, termasuk varietas non-asli seperti Persia itu dibiarkan mati terjebak di dalam kandangnya atau berkeliaran di gurun tanpa makanan, tempat berlindung atau air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, suhu pada September mencapai titik tertinggi 40,5C (105F) di Kota Abu Dhabi. Suhu gurun bisa lebih tinggi pada siang hari.
Tim penyelamat telah menghitung 50 kucing mati gara-gara perlakuan tersebut. Mereka kini telah menyelamatkan 95 kucing sejak 28 September.
Seekor anjing jenis Golden Retriever juga berhasil diselamatkan. Sementara seekor husky ditemukan mati.
Pihak tempat penampungan mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengetahui kejadian tersebut. Mereka menolak berkomentar lebih lanjut mengenai masalah itu.
Perlakuan terhadap kucing itu memantik reaksi dari sejumlah kalangan. Mereka memandang perlakuan tersebut kejam.
Wakil Presiden Organisasi Hak-hak Hewan atau People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) Asia Jason Baker karena itu menawarkan hadiah US$5.000 bagi mereka yang memberikan informasi tentang siapa pun yang membuang kucing-kucing ini di gurun.
“Kekejaman ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Solusi terhadap krisis hewan tunawisma adalah dengan memandulkan, mensterilkan, dan mengadopsi dari tempat penampungan yang terlalu banyak bekerja dan kekurangan staf, yang telah diminta oleh PETA Asia kepada UEA selama bertahun-tahun,” kata Baker.
Departemen Kota dan Transportasi (DMT) Abu Dhabi mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menyelidiki insiden tersebut. Pihaknya mendorong masyarakat untuk melaporkan rincian insiden tersebut dan mengambil tindakan untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Katherine Polak, wakil presiden hewan pendamping Humane Society International mengatakan senang melihat pihak berwenang menanggapi masalah ini dengan serius.
(cnn.com/agt)