PBB Soroti Potensi Korban Blokir di Gaza Jelang 21 Hari Israel-Hamas



Jakarta, CNN Indonesia —

PBB memperingatkan potensi lebih banyak lagi korban jiwa di Gaza memasuki pekan ketiga perang Israel dan Hamas. Korban disebut bisa berjatuhan bukan hanya karena serangan-serangan bom, tapi juga kekurangan pasokan.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan dari Israel telah menewaskan 7.326 orang sejak dimulai 7 Oktober. Korban disebut sebagian besar warga sipil dan anak-anak.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Orang-orang di Gaza sedang sekarat, mereka tidak hanya meninggal karena bom dan serangan, tapi nantinya bisa meninggal karena pengepungan wilayah tersebut,” kata Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini.

Dalam konferensi pers di Yerusalem, seperti diberitakan AFP pada Jumat (27/10), Lazzarini mengaku menyoroti hal tersebut setelah Israel mengurangi pasokan makanan, air, dan listrik ke Gaza belakangan ini.

Israel juga memblokir semua pengiriman bahan bakar dengan alasan itu bisa dieksploitasi Hamas untuk memproduksi senjata dan bahan peledak. Padahal bahan bakar juga diperlukan supaya rumah sakit bisa beroperasi.

[Gambas:Video CNN]

“Layanan mendasar hancur, obat-obatan habis, makanan dan air habis, jalan-jalan di Gaza mulai dipenuhi limbah,” kata Lazzarini mengenai wilayah yang terlampau padat dan 45 persen perumahan dilaporkan rusak atau hancur.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung 57 staf UNRWA tewas di GAza selama 21 hari perang. Lazzarini kembali menyerukan supaya lebih banyak bantuan diizinkan masuk ke wilayah tersebut.

Bantuan tahap pertama yang sangat dibutuhkan warga Gaza diizinkan masuk pada akhir pekan lalu, tetapi hanya 74 truk yang menyeberang. Sebelum konflik, PBB mengatakan rata-rata 500 truk memasuki Gaza setiap hari.

“Beberapa truk ini tidak lebih dari remah-remah yang tidak akan membuat perbedaan,” kata Lazzarini, seraya menegaskan bahwa Gaza membutuhkan aliran bantuan yang berarti dan tidak terputus.

“Dan untuk berhasil, kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan untuk memastikan bantuan ini sampai kepada mereka yang membutuhkan,” ia menegaskan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memastikan pihaknya bakal melakukan serbuan darat ke Gaza meski masih menutup rapat informasi lebih lanjut mengenai hal itu.

Hal tersebut disampaikan setelah banyak pihak dan negara, termasuk AS dan Prancis, memintanya untuk berhati-hati karena langkah itu bisa menelan lebih banyak warga sipil sebagai korban jiwa.

Di tengah rencana invasi darat itu, Israel juga diberitakan menyiapkan bom spons dalam operasi mereka demi mencegah serangan dari terowongan Hamas.

Menurut laporan Telegraph, Israel akan menggunakan bom itu jika melihat anggota Hamas muncul dari terowongan yang disebut Metro Gaza. Mereka menganggap strategi menguasai terowongan itu penting untuk keselamatan personel.

(AFP/chri)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *