Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk kali kedua menjelaskan asal muasal guyonan tentang bidah jika memilih Amin. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak tegang dalam menghadapi Pemilu 2024.
Yaqut bercerita acara waktu itu turut dihadiri Kepala Badan Litbang Kementerian Agama yang dia kenal bernama Suyitno. Namun, kala itu MC memanggil Suyitno dengan tambahan Amin. Ia menjelaskan pernyataannya soal Amin itu bidah saat itu konteksnya bercanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu, Yaqut membahas kata bidah yang dia sebut memiliki arti kebaruan. Menurutnya, bidah merupakan istilah yang netral, namun kemudian dipersempit oleh sebagian orang.
“Jadi orang saja yang kemudian mempersempitnya menjadi makna bidah ini seolah-olah jelek. Enggak. Bidah itu artinya kreatif, novelty, kebaruan, tanya pak Arsul Saman. Itu arti leterlegnya begitu. Harusnya seneng dong orang. Kalau ini disinggung-singgungkan dengan urusan politik lho ya. Padahal enggak ada. Itu murni bahwa di situ yang namanya Suyitno, yang tiba-tiba namanya ditambahi Amin. Itu bercanda saja,” ujar Yaqut saat ditemui di KPU RI, Jakarta, Jumat (15/9).
Yaqut kemudian berpesan agar masyarakat santai saja dalam menghadapi kontestasi demokrasi 2024. Ia menyinggung soal perbedaan yang mestinya dinikmati bersama.
“Jadi sekarang apa pesan moralnya? Santai saja menghadapi pemilu ini. Kita riang gembira, kita hadapi perbedaan yang memang sudah jadi kodrat kita. Takdir kita ini semua kan berbeda-beda. Ya kita nikmati perbedaan ini. Jangan tegang-tegang. Indonesia ini merayakan demokrasi dengan kegembiraan, dengan ketawa-tawa aja gitu loh. Serius boleh tapi jangan tegang,” kata Yaqut.
Ungkapan terkait bidah ini disampaikan Yaqut dalam pidato di Pembukaan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Surabaya, Rabu (13/9).
Saat itu Yaqut sempat melontarkan guyon agar tak memilih pasangan Amin. Dia menyebut memilih pasangan Amin sebagai bidah.
Pernyataan Yaqut ini menuai kritik. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali merasa pernyataan itu berkaitan dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang disingkat Amin. Menurut Ali, tak sepatutnya pejabat setingkat menteri mencampuradukkan urusan politik dengan pemerintahan.
“Mestinya pemerintah, Pak Jokowi, menegur itu sehingga kalau itu dibiarkan, maka yang menciptakan kegaduhan itu justru pemerintah itu sendiri dan presiden yang akan menanggung semuanya,” kata Ali saat dihubungi, Kamis (14/9).
Sementara itu, bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan hanya geleng-geleng kepala ketika diminta komentar perihal candaan Yaqut yang menyebut ‘pilih Amin bidah’.
Anies tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk merespons candaan Yaqut itu. Kendati demikian, Anies melempar senyum setelah menggelengkan kepala.
Ketua Umum PKB sekaligus bakal calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menganggap candaan Yaqut tak ada subtansinya.
“Apa perlu ditanggapi? Enggak ada, enggak ada dan enggak ada substansinya. Enggak ada substansinya. Tidak perlu ditanggapi,” kata Cak Imin di kawasan TMII, Jakarta, Kamis (14/9).
(pop/wis)
[Gambas:Video CNN]