Jakarta, CNN Indonesia —
Chief Executive Officer (CEO) BP Bernard Looney mengundurkan diri. Hal ini diungkapkan melalui pernyataan resmi perusahaan minyak global tersebut pada Selasa (12/9).
Melansir CNN Business, Looney mengundurkan diri karena ia sempat menyembunyikan fakta tentang hubungan pribadinya dengan sejumlah rekan kerja.
Looney mengundurkan diri sebelum genap 4 tahun menduduki posisinya tersebut. Chief Financial Officer (CFO) BP Murray Auchincloss bakal bertindak sebagai pimpinan sementara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pada bulan Mei 2022, Dewan menerima dan meninjau tuduhan, dengan dukungan dari penasihat hukum eksternal, yang berkaitan dengan perilaku Looney sehubungan dengan hubungan pribadi dengan rekan-rekan perusahaan. Informasi tersebut berasal dari sumber anonim,” bunyi pernyataan BP.
Selama peninjauan, terungkap Looney pernah menjalin hubungan dengan rekan kerjanya sebelum menjadi CEO. Namun, tak ditemukan pelanggaran kode etik perusahaan.
BP menyatakan mereka menerima tuduhan serupa dari pihak lain baru-baru ini. Perusahaan tersebut kemudian memulai investigasi yang kini sedang berlangsung.
“Looney hari ini telah menginformasikan kepada perusahaan bahwa dia sekarang menerima bahwa dia tidak sepenuhnya transparan dalam pengungkapan sebelumnya,” lanjut bunyi pernyataan itu.
“Dia tidak memberikan rincian semua hubungan dan menerima bahwa dia berkewajiban untuk membuat pengungkapan yang lebih lengkap.”
Bersamaan dengan pengunduran diri Looney, saham perusahaan tersebut ditutup 1,3 persen lebih rendah.
Looney mulai bekerja di perusahaan minyak yang berbasis di London tersebut pada 1991, di usia 21 tahun. Pria berusia 53 tahun itu menghabiskan seluruh karirnya di BP dan dipromosikan sebagai CEO pada Juli 2020.
Saat itu, ia mengawasi upaya transisi menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan fokus pada pengurangan emisi.
Looney mengemban jabatan tersebut dengan rencana besar untuk mencapai nol emisi bersih pada 2050 dan membelanjakan miliaran dolar untuk energi terbarukan.
Di bawah kepemimpinannya, BP menjadi satu-satunya perusahaan minyak besar yang memiliki target untuk mengurangi produksi minyak dan gas dalam dekade ini.
Di sisi lain, pemegang saham tidak terlalu senang dengan keputusan tersebut. Saham BP pun jatuh di belakang pesaing seperti Shell, Chevron, dan Exxon Mobil.
Baru-baru ini, Looney mundur dari beberapa tujuan tersebut dan meningkatkan pengeluaran untuk minyak mentah dan gas alam.
Meski laba meleset dari target pada kuartal terakhir, tetapi perusahaan meningkatkan dividennya sebesar 10 persen. Perusahaan juga mengumumkan rencana untuk membeli kembali sahamnya senilai US$1,5 miliar. Sepanjang tahun ini, saham BP naik sekitar 12,6 persen.
[Gambas:Video CNN]
(del/sfr)