Jakarta, CNN Indonesia —
Milisi Palestina, Hamas, diduga menerima pasokan senjata dari sejumlah negara seperti Iran hingga Suriah.
Senjata-senjata ini didapat Hamas, di tengah kontrol perbatasan yang begitu ketat dari Mesir dan Israel. Hamas mendiami Jalur Gaza, daerah kantong Palestina yang berbatasan langsung dengan Mesir, Israel, serta Laut Mediterania.
Kondisi wilayah yang terblokir ini pun membuat publik bertanya-tanya bagaimana Hamas bisa memperoleh senjata-senjata untuk melancarkan serangan hebat ke Israel pada Sabtu (7/10) akhir pekan lalu hingga menewaskan ratusan orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Hamas menerima pasokan senjata?
Dilansir dari NDTV, ujung barat Jalur Gaza berhadapan dengan Laut Mediterania, di mana Angkatan Laut Israel membatasi pergerakan orang hanya sampai 12 mil laut.
Batasan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh para penyelundup yakni dengan menjatuhkan senjata di sepanjang Laut Mediterania. Karenanya, meski kawasan maritim Gaza dikontrol ketat Israel, Hamas tetap bisa menerima pasokan senjata dari para penyelundup.
Selain dari laut, para penyelundup senjata juga menggunakan terowongan sebagai rute alternatif untuk memasok senjata ke Hamas.
Gaza berbagi perbatasan dengan Mesir. Terowongan pun diduga dibangun di antara kedua wilayah guna mentransfer senjata ke Gaza. Jaringan terowongan ini disebut-sebut digunakan untuk mengirim senjata seperti Fajr-3, Fajr-5, dan roket M-302 dari Iran dan Suriah.
Fajr-3 adalah roket artileri permukaan-ke-permukaan buatan Iran. Roket ini memiliki jangkauan 43 kilometer dan ditemukan di gudang Hizbullah, kelompok milisi Lebanon yang bersekutu dengan Iran dan Suriah.
Sementara itu, Fajr-5 memiliki jangkauan 75 kilometer dengan 90 kilogram high explosive (HE). Roket M-302 atau Khaibar-1 juga merupakan buatan Iran dan merupakan roket terarah jarak jauh yang disebut-sebut dipasok oleh Hizbullah.
Pada gelombang pertama serangan terhadap Israel, Hamas mengerahkan lebih dari 5.000 roket yang diluncurkan dari Gaza. Banyak pihak yang percaya roket-roket ini dipasok Iran, meski Teheran dan Hamas telah membantahnya.
Pada 2021, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sempat melaporkan bahwa Hamas menerima pelatihan, pendanaan, dan senjata dari Iran. Berdasarkan laporan tersebut, 70 persen total dana yang diterima Hamas diterima dari Iran.
Beberapa laporan juga menunjukkan bahwa Hamas menggunakan senjata buatan Amerika Serikat dalam serangan kali ini. Senjata-senjata AS itu merupakan senjata yang dipasok Taliban Afghanistan.
Pada 2021, AS mengakhiri operasinya di Afghanistan dan meninggalkan persediaan senjata di sana. Senjata-senjata itu lalu diambil Taliban setelah mereka menguasai kembali negara tersebut.
(blq/dna/bac)
[Gambas:Video CNN]