Jakarta, CNN Indonesia —
Pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membocorkan sejumlah program yang akan dijalankan jika terpilih di Pilpres 2024.
Sejumlah program itu diungkapkan Gibran dalam pidatonya di Indonesia Arena, GBK, sebelum mendaftar ke KPU, Rabu (25/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gibran mengakui program-program yang berjalan sudah membawa Indonesia ke pintu gerbang kemajuan. Lalu tugasnya sekarang adalah melanjutkan dan menyempurnakan hal-hal yang terkait anak-anak muda, generasi milenial, dan generasi Z.
“Untuk itu mohon izin Pak Prabowo. Saya ingin membocorkan beberapa program unggulan,” kata Gibran.
Meski demikian, sejumlah program unggulan Prabowo-Gibran tersebut diklaim Kementerian Keuangan sebenarnya sudah ada dan dilaksanakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Berikut tiga program unggulan yang disebutkan Gibran dan sudah lebih dulu diterapkan pemerintahan sang ayah:
1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia
Gibran mengatakan dia dan Prabowo sangat memperhatikan jaminan kesehatan warga, terutama untuk masyarakat miskin dan lanjut usia (lansia). Oleh karena itu, ia ingin membantu mereka melalui program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia.
“Sekarang sudah ada KIS, ada Kartu Indonesia Pintar, ada PKH (program keluarga harapan). Nanti saya tambahkan lagi KIS Lansia,” ucap Gibran.
[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata menyebut program yang dilontarkan Gibran itu sudah ada. Karenanya, ia menilai KIS Lansia tidak diperlukan.
Pasalnya, para lanjut usia tersebut sudah terakomodir dalam program KIS saat ini.
Ia menjelaskan para lansia dari keluarga tidak mampu sudah ter-cover dalam data PKH alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh sebab itu, mereka sudah otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
“Kalau nanti ada yang masih belum ter-cover, itu perbaikan pendataan yang harus kita (pemerintah) lakukan. Tapi seharusnya kita cukup dengan program saat ini (KIS),” tegas Isa dalam Konferensi Pers APBN KiTA, di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>